Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, meninjau lokasi pembangunan Suaka Badak Sumatera Atau Suaka Rhino Sumatera (SRS) di kawasan hutan Alur Timur, Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, Sabtu (20/9/2020). FOTO HUMAS ACEH TIMUR
“ Ini merupakan prospek yang sangat bagus bagi ekonomi masyarakat yang ada disini. Satwa kita bisa terjaga dengan baik, ekonomi masyarakat juga ikut terbangun. Mudah – mudahan proses pembangunan ini bisa secepatnya tercapai sesuai dengan rencana yang telah disusun,” harap Bupati.
METROPESAWAT.COM, PEUNARON – Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, meninjau lokasi pembangunan Suaka Badak Sumatera atau Suaka Rhino Sumatera (SRS) di kawasan hutan Alur Timur, Desa Sri Mulya, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, Sabtu (20/9/2020).
Bupati Aceh Timur, mengatakan, pembangunan tempat perlindungan badak ini dimulai tahun 2021.
Pembangunan suaka badak ini bagian dari rencana aksi darurat penyelematan badak sumatera dari kantong populasi yang sudah tidak sintas dan populasi serta habitatnya sudah terisolasi di kawasan hutan Aceh.
Bupati Aceh Timur, mendukung penuh pembangunan ini. Selain menjadi kawasan untuk kelestarian alam dan satwa, juga akan menjadi kawasan destinasi wisata konservasi baru di Aceh Timur.
“ Ini merupakan prospek yang sangat bagus bagi ekonomi masyarakat yang ada disini. Satwa kita bisa terjaga dengan baik, ekonomi masyarakat juga ikut terbangun. Mudah – mudahan proses pembangunan ini bisa secepatnya tercapai sesuai dengan rencana yang telah disusun,” harap Bupati.
Bupati mengajak mengajak masyarakat untuk mendukung pembangunan suaka badak ini.
Bupati mengatakan, hutan Aceh Timur, sangat luas dan asri. Dan bahkan, sebagian terhubung langsung dengan hutan alami Kawasan Ekosistem Leuser termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Leuser ( TNGL).
Karena itu, Bupati juga mengajak semua pihak untuk menjaga kekayaan alam dan satwa ini.
Sementara itu Koordinator Program Perlindungan Satwa Liar dari Forum Konservasi Leuser (FKL) Dedi Yansyah mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dan masyarakat Kabupaten Aceh Timur yang telah mendukung progres pembangunan ini, bahkan pihaknya juga menargetkan tahun 2021 pembangunan SRS segera rampung.
“Saat ini proses dalam pengurusan perizinan dan Insya Allah Finalisasi Detail Engineering Design (DED) dalam bulan ini akan selesai dan pembangunan ini tentu sangat penting demi penyelematan badak terakhir di dunia,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan, spesies badak sumatera di dunia sudah sangat langka, jumlahnya diperkirakan hanya tinggal sekitar 50 individu lagi.
“Mereka harus diselamatkan dan Aceh salah satu harapan terakhir bagi kelestarian mereka,” pungkas Dedi.
Dedi menjelaskan keberadaan SRS di Aceh Timur nantinya, akan dijadikan sebagai tempat penangkaran badak.
Badak yang telah dikembangbiakkan di SRS Aceh Timur nantinya akan dilepaskan kembali ke kawasan hutan Aceh sehingga mereka bisa menjadi populasi-populasi yang sehat dan terus berkembang hingga akhir masa.
“ Keberadaan badak di kawasan Leuser Timur saat ini sudah terisolasi. Mereka saat ini terpisah- pisah. Pun demikian tim lapangan FKL bersama dengan KPH dan BBTNGL terus memonitoring dan melakukan proteksi sehingga badak itu tidak menjadi sasaran pemburuan,” pungkas Dedi. (red)