
Aceh Timur, metropesawat.id | Dua kerangka manusia yang ditemukan warga saat merehab tambak di Desa Ulee Blang, Kecamatan Julok, Aceh Timur, diduga adalah seorang ayah beserta anaknya yang hilang sejak Aceh masih dilanda konflik 2003 silam.
Hal itu berdasarkan pengakuan, M Nasir kepada petugas identifikasi dari Sat Reskrim Polres Aceh Timur, saat tim Inafis (Automatic Finger Print Identification System) itu melakukan identifikasi terhadap kerangka manusia tersebut.
Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro SIK MH melalui Kapolsek Julok AKP Masri Aswara mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim Inafis diketahui bahwa kerangka tersebut terdiri dari kerangka orang dewasa dan seorang anak-anak.
Dari hasil pemeriksaan dari kedua kerangka tersebut ditemukan sejumlah barang bukti diantaranya, baju kemeja, celana kain, jam tangan merk Tajima, dan sepasang kaos kaki.
“Dari barang bukti inilah, M Nasir yakin bahwa bahwa barang bukti tersebut adalah milik ayah dan adiknya yang hilang pada Nopember 2003 silam, saat bepergian ke sekolah,” ungkap AKP Masri Aswara.
Diakui M Nasir identitas ayahnya yang hilang masa konflik tersebut yakni M Yunus (51) dan adiknya Mudasir (11), tercatat sebagai warga Dusun Alue Iboh, Gampong Naleung, Kecamatan Julok.
Setelah selesai dilakukan identifikasi, kemudian warga mengkafani kerangka tersebut lalu dishalatkan dan dimakamkan di desa setempat.
Kronologis Penemuan
Saat ditemukan kerangka tersebut masih terbalut kain mukena.
Lalu AKP Masri Aswara bersama sejumlah personel yang langsung terjun ke TKP memasang police line.
Tak lama kemudian datang tim medis dari Puskesmas, personel TNI dari Koramil kecamatan setempat, serta tim Resmob Sat Reskrim Polres Aceh Timur tiba di lokasi.
Kemudiann tim dibantu warga secara bersama-sama mencari dan mengumpulkan kerangka manusia tersebut.
Kemudian kerangka tersebut dibawa ke meunasah desa setempat untuk dibersihkan, dan diidentifikasi.
Setelah selesai dilakukan identifikasi, kemudian warga mengkafani kerangka tersebut lalu dishalatkan dan dimakamkan di desa setempat. (red)