
Metropesawat.id, Aceh Timur – Kasus warga Aceh Timur yang dinyatakan positif terpapar Covid-19, terus meningkat.
Bahkan hingga Sabtu (29/5/2021) hari ini jumlah warga Aceh Timur yang positif menderita Covid-19 sebanyak 45 orang.
Hal itu diketahui berdasarkan data yang dikeluarkan Satgas Covid-19 Aceh Timur, per Sabtu (29/5/2021) hari ini.
Dari data itu diketahui, dari 45 orang yang positif tersebut, 31 orang menjalani Isolasi mandiri, 8 orang dirawat di RSUD dr Zubir Mahmud, 3 di Banda Aceh, satu di RSUD Sulthan Abdul Aziz Syah Peureulak, dan 2 di RSUD Cut Mutia.
Catatan Metropesawat.id, jumlah ini merupakan jumlah kasus tertinggi di Aceh Timur baik tahun 2020 lalu, maupun tahun ini.
Dari data yang dirilis Satgas Covid-19 Aceh Timur, 45 kasus di bulan Mei ini merupakan kasus tertinggi dari bulan-bulan sebelumnya, misalnya, pada 1 Januari 2021 lalu, hanya terdapat 5 kasus positif.
Pada 1 Februari terdapat 8 kasus positif.1 Maret kasus sempat turun menjadi 1 kasus.
Kemudian 1 April naik lagi menjadi 3 kasus, dan memasuki 1 Mei kasus terus meningkat menjadi 15 kasus, hingga 45 kasus di akhir Mei.
Muhammad Basir salah satu warga Aceh Timur, mengaku heran dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Aceh Timur secara drastis.
Padahal, Tim Satgas Covid-19 Aceh Timur, secara rutin dan berkelanjutan terus melakukan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan terhadap berbagai tempat keramaian di dalam wilayah Aceh Timur.
Bahkan akhir-akhir ini, tim operasi yustisi dengan sandi Peucrok juga melakukan rapid test antigen terhadap warga di pasar, tempat wisata, pengunjung dan pemilik warkop.
Sosialisasi dan penerapan protkes terus digencarkan.
“Lalu, kenapa kasus positif Covid-19 di Aceh Timur juga terus naik,” tanya Muhammad.
Menanggapi hal itu, berikut jawaban juru bicara Satgas Covid-19 Aceh Timur, dr Edi Gunawan MARS.
“Kemungkinan besar kasus positif meningkat efek pasca mudik lebaran dan pasca perayaan Idul Fitri,” ungkap dr Edi menjawab Metropesawat.id.
Faktor kedua, katanya, kepatuhan masyarakat terhadap protkes masih sangat rendah.
“Ketiga cakupan vaksinasi untuk masyarakat umum dan lansia juga masih sangat rendah. Sedangkan ke-4, angka tracing dan testing kita juga makin tinggi, sehingga penemuan kasus jadi lebih besar,” ujarnya.
Faktor yang terakhir, jelas Edi, masih banyak yang anggap sepele dan menganggap remeh covid-19, dan lebih mempercayai informasi hoax tentang covid dan manfaat vaksinasi Covid-19.
“Semuanya saling berperan terhadap peningkatan kasus tersebut,” jelas dr Edi. (red)