Harga Emas Turun dari Puncak Tertinggi, Apakah Masih Berpeluang Naik Lagi?

Yono

Harga emas mengalami penurunan lebih lanjut dari level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan di kawasan Asia, Jumat. Meskipun demikian, emas tetap berada di jalur positif untuk mengakhiri pekan ini dengan kenaikan. Ancaman tarif perdagangan tambahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendorong minat terhadap aset safe haven seperti emas.

Pelemahan Dolar dan Kekhawatiran Ekonomi AS Mendukung Harga Emas
Penurunan nilai dolar AS turut membantu mempertahankan harga emas dalam tren positif minggu ini. Kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi AS, terutama dalam hal belanja konsumen, memberikan tekanan pada dolar meskipun Federal Reserve terus menyampaikan sinyal bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Keraguan terhadap kekuatan belanja konsumen AS muncul setelah laporan penjualan ritel yang mengecewakan, ditambah panduan pendapatan yang kurang optimis dari perusahaan ritel besar seperti Walmart (NYSE:). Hal ini memicu kekhawatiran bahwa pelemahan daya beli konsumen dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan.

Namun demikian, kekhawatiran ini juga menjadi faktor yang menyebabkan emas terkoreksi dari puncak tertingginya, diikuti dengan penurunan harga pada logam mulia lainnya pada hari Jumat.

Pergerakan Harga Emas dan Potensi Kenaikan Mingguan
Harga emas untuk kontrak pengiriman Desember mengalami penurunan sebesar 0,5% menjadi $2.925,06 per ons. Sementara itu, kontrak untuk pengiriman April juga melemah 0,5% menjadi $2.941,49 per ons. Pada awal pekan ini, harga emas spot sempat mencapai level tertinggi di $2.954,89 per ons.

Meskipun mengalami koreksi, emas masih diperkirakan mencatatkan kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut, dengan lonjakan sekitar 1,6% sepanjang pekan ini. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran yang terus berlanjut terhadap kebijakan proteksionis dan tarif perdagangan yang diusulkan oleh Trump.

Ancaman Tarif Baru Picu Permintaan Emas sebagai Safe Haven
Ancaman tarif baru yang dilontarkan oleh Trump meliputi tarif 25% untuk produk seperti mobil, farmasi, semikonduktor, dan kayu. Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif ini bisa mulai diberlakukan pada awal April. Selain itu, ia juga mengancam akan memberlakukan tarif balasan terhadap negara-negara mitra dagang utama AS. Kekhawatiran mengenai potensi perang dagang global inilah yang mendorong minat investor terhadap emas sebagai aset pelindung nilai.

Permintaan emas sebagai safe haven juga meningkat menjelang pelantikan Trump pada akhir Januari, seiring dengan ekspektasi kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis dari pemerintahannya.

Kinerja Beragam pada Logam Mulia dan Industri
Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang beragam akibat meningkatnya permintaan safe haven. Harga perak mengikuti tren emas dan mengalami kenaikan sebesar 1,2% sepanjang pekan ini. Di sisi lain, platina justru turun 3,2% dalam periode yang sama.

Sementara itu, di sektor logam industri, tembaga mengalami penurunan mingguan akibat aksi ambil untung setelah reli yang kuat dalam beberapa pekan terakhir. Harga tembaga di London Metal Exchange turun 0,4% menjadi $9.522,80 per ton, sementara kontrak pengiriman Maret merosot 0,8% menjadi $4,5750 per pon. Secara keseluruhan, harga tembaga mengalami penurunan hingga 1,9% sepanjang pekan ini.

Tembaga sebelumnya mendapat dorongan positif dari meningkatnya optimisme terhadap prospek ekonomi China, terutama terkait investasi pada infrastruktur kecerdasan buatan. Namun, kekhawatiran atas potensi perang dagang dengan AS membayangi sentimen pasar terhadap logam merah ini.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, meski harga emas mengalami koreksi dari rekor tertinggi, permintaan yang didorong oleh kekhawatiran tarif dan proteksionisme perdagangan tetap kuat. Hal ini menjaga prospek positif emas untuk menutup pekan ini dengan kenaikan, di tengah sentimen pasar yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi AS dan ancaman tarif perdagangan global.

Also Read

Tags

Leave a Comment