“Meme dan Seruan Keadilan untuk Jokowi: Revolusi 2025 Makin Menggema?”

Yono

Seruan keadilan bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali mencuat di media sosial, dengan tagar #AdiliJokowiAtauRevolusi2025 menduduki posisi trending topic. Hingga Selasa (4/3/2025) sore, frasa ini telah diulang lebih dari 7.000 kali oleh warganet, mencerminkan gelombang ketidakpuasan publik terhadap situasi politik dan ekonomi di Tanah Air.

Pengamat Politik Soroti Fenomena #AdiliJokowiAtauRevolusi2025

Salah satu tokoh yang turut menanggapi maraknya tagar ini adalah pengamat politik Faizal Assegaf. Ia menilai bahwa gelombang protes ini merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap dugaan korupsi yang terjadi di tubuh pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurutnya, sudah seharusnya aparat penegak hukum bertindak tegas dengan menangkap dan mengadili Presiden Joko Widodo—yang disebutnya dengan nama Mulyono—serta Menteri BUMN Erick Thohir dan oknum lainnya yang diduga terlibat dalam korupsi di perusahaan-perusahaan milik negara.

“Tangkap dan adili Erick Thohir, Mulyono dan para perampok BUMN. Jangan sampai BUMN menjadi sarang bandit dan markas komplotan pencuri yang berdasi,” tegasnya dalam pernyataannya yang turut menyertakan tagar #AdiliJokowiAtauRevolusi2025.

Faizal menyoroti bahwa Erick Thohir tidak bisa begitu saja melepaskan diri dari tanggung jawab atas skandal keuangan yang melibatkan anak usaha PT Pertamina (Persero), yang diduga telah merugikan negara hingga Rp968,5 triliun.

Kasus Korupsi di BUMN Kembali Jadi Sorotan

Gelombang kritik terhadap Erick Thohir semakin kencang setelah berbagai kasus korupsi di BUMN terungkap. Netizen pun ramai membahas kasus-kasus tersebut di platform X (dulu Twitter), terutama yang melibatkan perusahaan pelat merah. Beberapa skandal yang menjadi sorotan antara lain:

  • Dugaan korupsi di anak usaha PT Pertamina yang merugikan negara Rp968,5 triliun
  • Korupsi dalam perdagangan timah dengan kerugian negara mencapai Rp300 triliun
  • Skandal korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan nilai kerugian Rp16,8 triliun

Tak hanya itu, kasus-kasus lain seperti di PT Timah, Garuda Indonesia, PTPN, Krakatau Steel, Asabri, Jiwasraya, dan Waskita Karya juga kembali mencuat dalam diskusi publik.

Netizen Mendesak Erick Thohir Mundur

Dalam kritiknya, Faizal Assegaf menyatakan bahwa Erick Thohir dianggap tidak bertanggung jawab dan lebih sibuk mengurus kepentingan bisnis keluarga serta kelompoknya. Ia bahkan secara tegas meminta Menteri BUMN itu untuk segera meninggalkan jabatannya.

“Anda tidak layak menjadi Menteri BUMN. Keluarlah dari sana, Anda benar-benar bajingan, Anda benar-benar busuk. Anda telah gagal. Anda hanya sibuk dengan kepentingan bisnis keluarga dan kelompok Anda. Sibuk menggunakan fasilitas negara untuk mendapatkan citra demi kepentingan politik yang pragmatis,” ujarnya.

Kritik terhadap Erick Thohir juga datang dari berbagai kalangan, termasuk netizen yang menyebutkan bahwa dalam budaya Jepang, seorang pejabat yang terlibat skandal besar seharusnya mengundurkan diri dengan penuh rasa malu.

“Selain kasus korupsi minyak mentah Pertamina yang tembus 1000 triliun. Berikut sederet kasus korupsi di BUMN era @erickthohir: PT Timah, Garuda Indonesia, PTPN, Krakatau Steel, Asabri, Jiwasraya, Waskita Karya. Kalau di Jepang udah resign aja karena malu, kalau nggak disuruh harakiri!” cuit salah satu pengguna X dengan akun @BosPurwa.

Dengan semakin kuatnya tekanan publik dan derasnya kritik yang muncul, langkah apa yang akan diambil pemerintah selanjutnya? Akankah ada tindakan tegas terhadap kasus-kasus yang mencuat ini, ataukah gelombang ketidakpuasan rakyat akan terus membesar?

Also Read

Tags

Leave a Comment