Penguatan IHSG Tembus Tinggi Setelah Prabowo Teken Aturan DHE 100%

Yono

Pada penutupan perdagangan hari Senin (17/2/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melaju dengan pesat, menorehkan kenaikan signifikan sebesar 192,42 poin atau menguat 2,9%, menembus level 6.830,88. Pencapaian ini terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto menandatangani aturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang mewajibkan eksportir menyimpan seluruh hasil ekspornya di dalam negeri. Langkah ini diyakini dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap perekonomian Indonesia.

Sejak awal perdagangan, IHSG menunjukkan performa yang stabil, bertahan di zona hijau dengan kisaran perdagangan antara level 6.658,22 hingga puncaknya di angka 6.830,88. Secara keseluruhan, transaksi perdagangan hari itu tercatat mencapai nilai Rp11,7 triliun, dengan frekuensi transaksi menyentuh angka 1,39 juta kali.

Saham-saham yang memberikan kontribusi besar terhadap penguatan IHSG adalah sektor barang baku, energi, dan keuangan. Saham-saham barang baku seperti PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), yang melonjak hingga 9,88%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang menguat 9,09%, serta PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang mencatatkan kenaikan 7,8%, turut mendorong penguatan pasar saham. Sementara itu, saham energi juga turut terbang, seperti PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang mencatatkan kenaikan fantastis hingga 16,6% dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang menguat 14,6%.

Prabowo Teken Aturan DHE 100% untuk Sumber Daya Alam

Peningkatan tajam IHSG juga mendapat sentuhan kebijakan dari Presiden Prabowo Subianto. Ia menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang kewajiban Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk sektor Sumber Daya Alam (SDA). Aturan ini mewajibkan eksportir untuk menempatkan 100% dari hasil ekspor mereka di dalam negeri dalam jangka waktu satu tahun. Mulai 1 Maret 2025, kebijakan ini berlaku untuk sektor pertambangan, dengan pengecualian bagi sektor minyak dan gas bumi, perkebunan, kehutanan, serta perikanan.

Prabowo mengungkapkan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan Indonesia, dengan harapan dapat menambah setoran DHE hingga mencapai US$80 miliar dalam tahun ini. Bahkan, ia mengungkapkan potensi angka tersebut bisa melampaui angka tersebut dan mencapai US$100 miliar dalam satu tahun penuh.

Surplus Neraca Perdagangan dan Penguatan Rupiah

Selain kebijakan DHE, faktor lain yang turut mendukung penguatan IHSG adalah surplus Neraca Perdagangan Indonesia yang tercatat sebesar US$3,45 miliar pada Januari 2025. Angka ini melebihi estimasi pasar dan surplus bulan sebelumnya. Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah juga turut memberikan dampak positif, dengan nilai tukar yang berada di posisi Rp16.215/US$, mengalami penguatan 0,28%.

Panin Sekuritas dalam riset hariannya mencatat, pergerakan IHSG turut didorong oleh penguatan Rupiah terhadap Dollar AS, yang kini kembali berada di level Rp16.210/USD. MNC Sekuritas juga menambahkan bahwa surplus Neraca Perdagangan ini berpotensi memperkuat cadangan devisa Indonesia, yang kemudian akan berdampak pada peningkatan ekspor dan diversifikasi pasar global Indonesia.

Kinerja Bursa Asia dan Proyeksi Ke Depan

Tidak hanya di Indonesia, kinerja bursa saham Asia juga menunjukkan tren positif. Indeks Kospi di Korea Selatan tercatat naik 0,75%, sementara Strait Times Singapore menguat 0,71%. Shanghai Composite di China pun mengalami kenaikan sebesar 0,27%, dan SENSEX India menguat tipis 0,10%. Hanya Hang Seng Hong Kong yang sedikit tertekan, dengan penurunan 0,02%.

Kebijakan DHE 100% yang diperkenalkan Prabowo diyakini akan memberikan efek jangka panjang bagi perekonomian Indonesia, memperkuat arus modal yang masuk, serta memajukan sektor ekspor dan industri dalam negeri. Para analis pasar memproyeksikan bahwa kebijakan ini, dikombinasikan dengan data perdagangan yang positif, akan terus mendukung kinerja IHSG ke depannya.

Also Read

Tags

Leave a Comment