Kabar duka menyelimuti Kota Bandung. Sariban, sosok yang dikenal sebagai pejuang kebersihan kota, telah menghembuskan napas terakhirnya di usia 82 tahun. Pria yang mendedikasikan hidupnya untuk menjaga kebersihan lingkungan ini meninggal dunia setelah mengalami insiden tragis.
Sebelum berpulang di Rumah Sakit Salamun, Kota Bandung, Sabtu (1/3), Sariban sempat mengalami musibah saat sedang menjalankan aktivitas yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Pada Kamis (27/2), ia terjatuh dan terseret arus di salah satu saluran air di Jalan Cikutra saat membersihkannya. Insiden tersebut menjadi momen terakhir pengabdiannya bagi kebersihan kota tercinta.
Sosok Tangguh di Mata Keluarga
Bagi keluarga, Sariban adalah pribadi yang teguh dalam prinsip. Ia dikenal sebagai figur disiplin dan tegas dalam kesehariannya. Meskipun memiliki ketegasan dalam sikap, hatinya begitu besar terhadap lingkungan. Perhatian utamanya selalu tertuju pada kebersihan Kota Bandung yang begitu ia cintai.
Rafiq Tariq Akhsan (26), cucu dari Sariban, mengungkapkan bahwa sang kakek sering kali dilarang untuk keluar rumah karena faktor usia. Namun, semangatnya dalam membersihkan lingkungan tak pernah surut.
“Beliau sangat bawel, apalagi ke cucu dan anaknya. Beliau juga bandel, sudah beberapa kali dengan keadaan 82 tahun disuruh istirahat gatel saja, dari Senin sampai Minggu selalu keluar,” ujar Rafiq saat ditemui di TPU Cikutra, Minggu (2/3/2025).
Menurut Rafiq, sang kakek juga tidak pernah mengeluhkan kondisi kesehatannya. Rasa sakit yang mungkin dirasakannya seolah tersamarkan oleh kecintaannya terhadap lingkungan.
“Selalu semangat dan menutupi rasa sakitnya dan juga mungkin hobinya kepada lingkungan, jadi kalau sakit juga enggak pernah dirasa, keluar, mungkin karena kecintaannya,” ungkapnya.
Pesan Terakhir untuk Warga Bandung
Dalam kehidupan terakhirnya, Sariban menitipkan pesan penting bagi masyarakat Kota Bandung. Ia berharap warga terus menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama karena dampaknya yang dapat menyebabkan banjir.
“Terakhir menitipkan pesan apalagi bagi warga Bandung, dia selalu ingin jiwa menjaga lingkungan bagi anak muda tetap ditingkatkan, keadaan sekarang kalau hujan besar suka banjir, pesan itu yang beliau titipkan,” kata Rafiq.
Dedikasi Sepanjang Hidup untuk Kebersihan Kota
Setiap harinya, Sariban tanpa lelah menyusuri berbagai sudut Kota Bandung, dari kawasan Cikutra hingga Gedung Sate, mengumpulkan sampah dan menjaga kebersihan. Ia selalu terlihat dengan seragam kuning khasnya, lengkap dengan topi caping bertuliskan “Dilarang Buang Sampah Sembarangan.” Sepeda ontel tua menjadi sahabat setianya dalam menjalankan tugas mulia ini.
Kini, Sariban telah dimakamkan di TPU Cikutra, diiringi kehadiran puluhan pelayat yang menghantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir. Dedikasinya akan terus dikenang sebagai simbol perjuangan untuk lingkungan yang lebih bersih. Selamat jalan, Sariban. Warisan semangatmu akan tetap hidup di hati warga Bandung.