Seiring dengan deklarasi Gerakan Rakyat di hadapan Capres 2024, Anies Rasyid Baswedan, konfigurasi politik menuju Pilpres 2029 mulai terbentuk. Beberapa tokoh besar, seperti Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Puan Maharani, dan Anies Baswedan, diprediksi akan meramaikan panggung kontestasi politik lima tahun mendatang.
“Peta politik menuju 2029 rasa-rasanya sudah mulai tergambarkan. Prabowo Subianto sudah diusung oleh Gerindra. Kemudian Prabowo Subianto menyebut AHY itu akan menjadi the next president seperti SBY,” kata pengamat politik Adi Prayitno, dikutip dari YouTube Adi Prayitno Official, Sabtu (1/3/2025).
Menurut Adi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga menjadi figur yang patut diperhitungkan dalam peta politik masa depan. “Juga ada Puan Maharani, ketua DPR dan trah politik Megawati, bukan tidak mungkin juga akan maju melalui PDIP,” tambahnya.
Gerakan Rakyat dan Peluang Anies di Pilpres 2029
Sejalan dengan deklarasi Gerakan Rakyat, Anies Baswedan, yang hingga kini tidak memiliki kendaraan politik formal, disebut-sebut masih memiliki daya tarik serta pengaruh kuat di kalangan pendukungnya.
“Karenanya, Gerakan Rakyat yang merupakan akumulasi dari konsolidasi para pendukung Anies, menjadi momen sebenarnya bagi Anies untuk mulai melakukan kerja-kerja politiknya, menyusun batu bata kekuatan pertarungan pilpres di 2029,” ungkap Adi.
Terlebih lagi, dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold), peluang setiap partai peserta pemilu untuk mengusung calon presiden semakin terbuka lebar. “Kalau Gerakan Rakyat itu bisa jadi partai politik dan lulus verifikasi faktual sebagai partai peserta pemilu, ini juga jadi kesempatan bagaimana Gerakan Rakyat ini adalah alat bagi Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2029,” kata Adi.
Gerakan Rakyat: Ormas atau Cikal Bakal Partai Politik?
Organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat secara resmi dideklarasikan pada Kamis (27/2/2025). Meski demikian, Ketua Umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid, menegaskan bahwa saat ini belum ada rencana menjadikan organisasi tersebut sebagai partai politik.
“Belum (kepikiran jadi partai politik), kita baru menjadi organisasi kemasyarakatan, kita fokus membangun organisasi masyarakat ini,” ujar Sahrin seusai deklarasi dan pengukuhan pengurus Gerakan Rakyat di Jakarta Inisiatif, Cilandak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025).
Sahrin, yang juga dikenal sebagai Juru Bicara Anies Baswedan, menambahkan bahwa saat ini fokus utama Gerakan Rakyat adalah memperkuat struktur organisasi. “Kita masih konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan,” ungkapnya. Sahrin juga menegaskan bahwa Anies Baswedan tidak memiliki posisi struktural dalam kepengurusan Gerakan Rakyat, melainkan lebih sebagai inspirasi dan simbol perubahan yang didukung oleh gerakan tersebut.
“Pak Anies adalah tokoh panutan, tokoh inspirasi, dan kita tahu semangat perubahan ada di Pak Anies. Gerakan Rakyat adalah gerakan perubahan, sehingga harus ada Pak Anies bagian yang tidak terpisahkan dari Gerakan Rakyat dan semangatnya,” ujarnya.
Semangat ‘Indonesia Menyala’ dalam Gerakan Rakyat
Dalam deklarasi tersebut, Gerakan Rakyat mengusung tagline ‘Indonesia Menyala’. Menurut Sahrin, slogan tersebut diambil agar mencerminkan visi yang lebih luas. “Kalau Jakarta sudah menyala, Indonesia harus menyala juga,” tegas mantan anggota DPR RI tersebut.
Sementara itu, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa ide pembentukan organisasi ini telah muncul sejak satu setengah tahun yang lalu, sebelum berlangsungnya Pilpres 2024. Ia berharap keberadaan Gerakan Rakyat dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar.
“Saya apresiasi sekali, kenapa? Karena dulu Gerakan Rakyat ini tumbuh dengan semangat untuk membuat Indonesia lebih adil, Indonesia lebih sejahtera, lebih setara kesempatan. Itu adalah perjuangan gagasan yang tadi disebut oleh Bung Sahrin,” ujar Anies.
Saat ditanya mengenai kemungkinan Gerakan Rakyat bertransformasi menjadi partai politik sekaligus sebagai kendaraan politiknya menuju Pilpres 2029, Anies memberikan jawaban singkat, “Kejauhan.”
Dengan dinamika politik yang terus berkembang, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Gerakan Rakyat akan tetap sebagai ormas atau bertransformasi menjadi partai politik dalam beberapa tahun ke depan. Yang jelas, keberadaannya telah menambah warna dalam peta politik Indonesia menjelang Pilpres 2029.