Aksi protes mahasiswa bertajuk ‘Indonesia Gelap’ kembali menggema di berbagai daerah pada Rabu (19/2). Setelah sebelumnya berlangsung di Jakarta dan Makassar pada Senin (17/2) dan Selasa (18/2), kali ini gelombang demonstrasi menyebar ke Banda Aceh (Aceh), Tasik Malaya (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), serta Palangka Raya (Kalimantan Tengah).
Puncak aksi ‘Indonesia Gelap’ dijadwalkan digelar hari ini, Kamis (20/2), di Jakarta oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Aksi ini bertepatan dengan pelantikan hampir seribu kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2024 yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Solo: Blokade Jalan Utama di Tengah Hujan Deras
Di Solo, ratusan mahasiswa memadati area di depan Kantor DPRD Kota Solo. Mereka memblokade Jalan Adi Sucipto, yang merupakan jalur vital dari Bandara Adi Soemarmo menuju pusat kota. Aksi ini dimulai sekitar pukul 15.00 WIB meski hujan deras mengguyur.
Para demonstran membentangkan spanduk berisi kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah. Tulisan seperti ‘Indonesia Gelap’, ‘Tolak RUU TNI – Polri’, hingga ‘Adili Jokowi’ terlihat mencolok di tengah kerumunan.
Mahasiswa dari berbagai universitas di Solo Raya secara bergantian menyampaikan orasi yang menyoroti berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang dianggap merugikan masyarakat.
“Salah satunya efisiensi anggaran yang benar-benar merugikan rakyat,” tegas Okta, mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ia menilai kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah kurang matang dan justru membebani rakyat.
Selain itu, isu kerusakan hutan adat juga menjadi perhatian utama para demonstran. Mereka menilai eksploitasi hutan secara masif melanggar hak-hak masyarakat adat dan merusak keseimbangan lingkungan.
“Banyak teman dari Papua, Kalimantan, dan Sumatera yang mengeluhkan kehilangan hutan adat mereka. Mereka mempertanyakan keadilan bagi masyarakat adat,” kata Okta.
Makassar: Aksi Berlanjut di Depan Kampus UNM
Di Makassar, aksi demonstrasi berlangsung konsisten selama tiga hari berturut-turut. Pada Rabu (19/2), mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) menggelar protes di depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) di Jalan AP Pettarani. Mereka menyerukan pencabutan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran dan meminta evaluasi program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Aksi ini ditandai dengan pemblokiran jalan dan pembakaran ban bekas, yang mengakibatkan kemacetan panjang di sekitar area kampus.
Banda Aceh: Tuntutan Transparansi Anggaran dan Evaluasi Kebijakan
Di Banda Aceh, massa dari Universitas Syiah Kuala (USK) berkumpul di halaman DPR Aceh. Mereka menuntut evaluasi terhadap Instruksi Presiden mengenai efisiensi anggaran serta program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Aksi yang dimulai sejak pukul 15.30 WIB ini diakhiri dengan kesepakatan antara mahasiswa dan anggota DPR Aceh. Mereka bersama-sama duduk lesehan di bawah terik matahari saat berdiskusi.
Beberapa poin utama tuntutan yang disampaikan mahasiswa adalah pengembalian dana Otonomi Khusus (Otsus) ke Aceh serta transparansi dalam pengelolaannya. Selain itu, mereka meminta pemerintah pusat untuk mengevaluasi berbagai kebijakan yang dianggap membebani masyarakat.
Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USK 2025, Muhammad Ikram, bersama ketua umum BEM dari masing-masing fakultas menandatangani lembar tuntutan yang juga ditandatangani oleh anggota DPR Aceh.
Menuju Puncak Aksi di Jakarta
Puncak aksi ‘Indonesia Gelap’ direncanakan berlangsung di Jakarta pada Kamis (20/2). Koordinator BEM SI, Herianto, menjelaskan bahwa tidak ada aksi di Jakarta pada Selasa lalu karena mahasiswa sedang melakukan konsolidasi internal.
“Hari ini dimaksimalkan sama teman-teman buat konsolidasi masing-masing internal kampus,” kata Herianto kepada CNNIndonesia.com. “Karena Rabu teklap (teknis lapangan), baru Kamis-nya aksi di Istana,” tambahnya.
Dengan eskalasi aksi yang semakin masif dan merata di berbagai daerah, puncak aksi di Jakarta diantisipasi akan menjadi momentum krusial dalam menyuarakan aspirasi mahasiswa kepada pemerintah.