Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan terus tertekan seiring dengan hasil positif yang ditunjukkan oleh Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Amerika Serikat (AS) pada bulan Januari 2025. Menurut Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, angka PMI yang meningkat mengindikasikan kondisi ekonomi AS yang membaik, berpotensi memperkuat mata uang negara tersebut.
PMI Manufaktur yang terbit baru-baru ini mengungkapkan hasil yang mengesankan, dengan angka 50,9, naik dari angka sebelumnya 49,2. Indeks ini mencerminkan berbagai komponen penting dalam sektor manufaktur AS, mulai dari jumlah pemesanan baru, jumlah lapangan pekerjaan, hingga pergerakan harga yang berkaitan dengan produksi barang-barang.
“PMI manufaktur AS bulan Januari menunjukkan hasil positif, kembali ke area pertumbuhan di atas 50 menjadi 50,9 dari sebelumnya 49,2,” ujar Ariston Tjendra kepada ANTARA, Selasa (3/2).
Dengan semakin menguatnya perekonomian AS, diprediksi bahwa keyakinan pasar terhadap dolar AS akan meningkat, mendorong permintaan terhadap mata uang tersebut. Kenaikan kepercayaan pasar ini berpotensi membuat dolar AS semakin kuat di pasar global.
Selain faktor perekonomian, kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump turut berkontribusi pada penguatan dolar. Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif 25 persen untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko, sementara untuk produk asal China, tarif yang dikenakan mencapai 10 persen. Tak hanya itu, Trump juga berencana untuk mengenakan tarif pada sejumlah produk lainnya, seperti aluminium, obat-obatan, hingga energi seperti minyak dan gas.
“Dengan kondisi ini, ada peluang untuk terjadinya pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dengan proyeksi level Rp16.480, dan potensi support di sekitar level Rp16.380,” ungkap Ariston Tjendra lebih lanjut.
Di sisi lain, pada awal perdagangan Selasa, nilai tukar rupiah tercatat menguat hingga 64 poin atau 0,39 persen menjadi Rp16.384 per dolar AS, jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di angka Rp16.448 per dolar AS.
Pergerakan mata uang rupiah dalam beberapa hari ke depan akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, terutama perkembangan ekonomi AS dan kebijakan moneter yang diambil oleh pihak terkait. Di tengah optimisme yang muncul dari data ekonomi AS yang positif, rupiah tetap harus menghadapi tantangan besar untuk menjaga stabilitas nilai tukarnya terhadap dolar AS.